Rabu, 19 Agustus 2009
tidak ada
mungkin ini adalah bacaan bodoh mengenai diri saya,saya selalu menyukainya, selalu selalu selalu. bermula dari benci melihatnya sampai selalu ingin melihatnya. apa saya ini bodoh ? bahkan menurut saya saya terlalu bodoh karna saya menyukainya. bahkan sampai sekarang pun masih.
dia membuat saya seperti layangan, terkadang saya merasa di permainkan memang ingin marah.. tapi untuk apa ? saya tidak berhak marah karna memang dia bukan siapa siapa.
terkadang dia sangat baik, baik sekali, karna terlalu baiknya saya jadi merasa dia akan selalu ada saat saya membutuhkannya. tapi ternyata tidak. saat saya benar benar menyukainya dia lenyap begitu saja bagai di telan bumi. entah kemana ? saat ku tanya kabarnya dia tidak menjawab, tersenyum saja tidak !
mengerti perasaanku saat itu ? dia yang selalu ada saat saya membutuhkannya tiba tiba bersikap aneh seperti itu. awalnya aku rasa mungkin dia punya masalah dan tidak mau di ganggu. tapi itu berlangsung lama.. lama sekali, dan rasa simpati yang sama sama kami berikan tiba tiba menghilang begitu saja. tidak menyapa, tersenyum apa lagi bicara. itu hal yang tidak mungkin. mungkin karna kami sama sama keras kepala tidak mau menyapa terlebih dulu.
lama kelamaan, mungkin dia gerah, dan akhirnya mendekatiku lagi. awalnya aku biasa saja, tapi sifatnya yang dulu kembali lagi. sekarang dia bersifat sama seperti dulu pada saya, selalu mengganggu saya dan bersimpati lebih pada saya. rasa yang dulu menghilang itu kini ada lagi dan semakin membesar, meskipun saya tau dia memang sudah mempunyai tambatan hatinya tapi saya tidak begitu perduli karna saya hanya ingin seperti ini tidak lebih.
semakin saya menyukainya semakin dia menjauhi saya, sifatnya yang tiba tiba lenyap itu mulai lagi, seperti yang ku katakan pada awal " aku seperti layang layang, yang selalu di tarik ulur olehnya " apa kamu tidak kesal jika di perlakukan seperti itu ?
tapi aku tidak berhak marah ! toh.. aku bukan siapa siapanya . apa hak ku untuk marah ?. tapi sungguh berulang kali sifatnya padaku seperti itu aku tidak pernah berhenti menyukainya. sampai pada saat dia mengosongkan hatinya, aku fikir dia meluangkan hatinya untuk sementara. tapi jujur saja tidak ada niat sama sekali dalam diri saya untuk mengisi hatinya, sungguh tidak ada ! aku berani sumpah itu.
tapi aku hanya ingin dia mengosongkan hatinya sementara, agar aku puas bermain main dengannya, bermain dengan nama persahabatan. karna memang saat dia mengosongkan hatinya kami pasa fase terdekat saat itu bahkan sangat dekat menurutku. tapi, tanpa ku sangka ada orang yang lebih dekat ternyata. lebih dekat dari pada aku, kamu bahkan dia. ada orang lain yang masuk ke dalam kekosongan mu itu dengan begitu cepat ! bahkan lebih cepat dari pada roket yang menuju ke bulan. ku fikir orang itu pengganggu antara kamu dan dia .
tapi ternyata tidak . KAMU kamu pengganggu itu, yang membuat aku bahkan dia menjadi butiran butiran abu yang tertiup oleh angin. dia meneteskan airmatanya, begitu deras sampai terlihat pada kelopak matanya yang mulai menghitam. mungkin karna menangisimu malam tadi. tapi aku, hanya bisa melihat, membodoh bodohi diri sendiri, mengelus dada karna kesal tapi tidak menangis, aku tidak punya cukup alasan seperti dia untuk meangisimu, untuk apa ? fikirku, toh .. kita bukan apa apa kan ?
saat itu emosiku memuncak, berusaha tetap tersenyum di depan dia, tapi apa yang ku dapat ? susah payah aku mengatur senyumku agar kamu tidak tau kalau aku kecewa, tapi kamu dengan tenangnya, melirikku sinis dan berlalu seakan berkata " untuk apa aku bersama kamu lagi, toh.. aku sudah punya yang baru ".
aku hanya bisa melihatmu dari belakang karna kamu lagi lagi meninggalkan aku.
aku tau kamu dan orang baru itu akan bahagia tanpa ada yang mangganggu sekarang. asal kamu tau dia akan menjadi kamu, yang kamu buang memtah mentah demi orang lain. dia akan jadi kamu yang meangisi kamu saat kamu meninggalkannya, dan aku akan menjadi kamu yang merasa di tarik ulur seperti layangan.
kamu akan bahagia pada awalnya, tapi ingat, meskipun sekarang dia dan aku tersenyum padamu, aku dan dia masih mengharapkan kamu. meskipun tidak sebesar dulu.
kamu kamu kamu...
meskipun sekarang terpisah jauh, entahlah, kamu masih ada dalam fikiranku, aku tak tau di dalam fikiranmu masih ada aku atau dia tidak ? tapi jelas sekali, sekarang orang lain itu selalu membayangi fikiran mu bukan ? sekarang hatimu hanya untuknya,
ingin sekali rasanya melupakan kamu, menghapus memori dalam otakku yang semakin hari serasa semakin melepuh. bukan apa apa . aku hanya ingin menata hatiku dari awal membuang semua memori pahit tentangmu dan yang lainnya. aku bisa menghapus memori pahit tentang yang lain, tapi suli menghapus memori tentang mu, mungkin karna kita dulunya bersahabat.
aku memang punya prinsip, sahabat tidak pernah aku lupakan. itu lah kesalahanku dulu, menganggap kamu akan selalu ada saat aku membutuhkan kamu.

