Sabtu, 15 Mei 2010

DADA

Namanya dada. Oke nama sebenernya sih Turangga Prada, dia temen gue,gue suka liat mukanya, dia bilang “gue bakal terus senyum buat lo dei J”, Dada orangya baik, kulitnya kadang hitam kadang coklat, gak tau apa penyebab kulitnya coklat mungkin turunan, dada gak kayak cowo biasanya yang hobi panas panasan main bola, dada cenderung diam, tapi dalam diamnya dia mengembara. Gue gak sangka cowok macam dada punya banyak wawasan. Dada tau berbagai macam hal yang cowok seumurannya gak tau, dada berfikiran luas,dan sangat pandai menutpi masalahnya. Dada bukan orang yang mudah bergaul tapi jika kamu mengenal dada lebih jauh kamu akan tau siapa sosok dada.
Dada pasti ada buat gue, seenggak nya itu yang gue rasa sekarang. Berawal dari dunia maya, gue banyak mengenal orang dari situs jejaring sosila ini, bukan facebook tapi YM, situs yang membuat gue keranjingan setiap malem untuk menunggu beberapa orang supaya gue bisa berkomunikasi dengan mereka, termasuk dada. Hubungan kami sebagai teman hanya berawal dari iseng iseng sapaan kecil berupa “hai”. Dan setelah itu kami berlanjut, bukan dada yang aktif awalnya, gue bawel, terlalu frontal, dan pesimis itu kata dada. Si dada ini tipenya selalu mengkomentari orang, sebagian menganggap sifat dada yang dingin, jutek, irit bicara ini menyebalkan, tapi menurut gue dada sosok orang yang konyol dan orang tolol yang berani mengomentari setiap sudut penglihatannya.
Entah lah se tolol apa dan sekonyol apa si dada ini, tidak ada satuan ukur yang bisa mengukur ke tololan dan kekonyolan bocah ini, tapi apapun itu perkataannya dan apapun itu gelagatnya selalu terlihat konyol buat gue. Dada satu satu nya orang yang bisa mengubah drastis mood gue, dari sebel ke seneng maupun dari seneng ke sebel. “Dada si malaikat penghibur hati”. Kata gue waktu itu, alhasil membuat dada loncat loncat nahan ketawa.
“serius loh da, elu kayak dewa zeus yang turun dari langit buat ngusap mood gue”
“itu sih imajanasi lo ! jangan ngomong yang enggak enggak ah”
Mmh… apapun kata dada gue bakalan terus nganggep dia dewa zeus gue.

Turangga Prada. Yang bahunya selalu kosong buat gue, yang tangannya selalu ringan untuk ngusap gue dan yang senyumnya selalu samar. Gue tau dia tulus. Dada orang yang gak pernah gue bohongi. Karna gue percaya dada. Dada orang yang selalu gue teriakin namanya kalau malam minggu dia gak muncul di list chat gue. Meskipun dada bukan orang yang romantis, ke tololan dan kekonyolan nya itu udah cukup buat gue merasa dia romantis.

Gue selalu buat dada susah, tapi dada gak pernah ngeluh dan terus terusan ketawa sama gue, semua pembicaraan gue dia pahami dan dada pasti ngasih solusi kayak dewa zeus, mood gue langsung bagus lagi. Dada yang rambutnya keriting kayak rambutan. Dada selalu ngebiarin gue kalo gue jambak jambak rambutnya “biar lo puas” kata dada sambil ngerengus sebel. Tapi dada gak pernah marah sama gue, gue pun gak akan pernah marah sama dada. Meskipun baru kenal awal januari lalu, gue ngerasa gue kenal dada lebih dari 10 tauh lalu.


BE MY BESTIST DA !!



untuk Turangga Prada yang tawanya selalu ramai.
“berfikir realistis dei, rasa suka itu bukan cinta” ini nasehat dada yang selalu gue tunggu. Dada itu memang anak laki laki berumur 15 tahun, sudah pernah ku bilang kan, dada bukan sosok anak laki laki pada umumnya. Dada mendengarkan, dada mengerti bahkan dada memahami. Dada gak pernah males dengerin semua keluh kesah gue, entah itu masalah pribadi, keluarga bahkan cowok. banyak perempuan lebih memilih bercerita dengan sesama jenis, tapi gue enggak, ada dada yang selalu ada buat gue, dan dada adalah cowok pendengar yang baik.

kahuripan lorong kota

Awalnya aku tak sengaja mampir ke sebuah pertokoan pinggir kota, kota besar yang selama 15 tahun ini membuka mataku lebar lebar. Mengenalkan aku pada sebuah kenyataan hidup, benar, hidup ini tak semanis apa yang kita bayangkan, banyak sisi hitam dan tidak menyenangkan di dalamnya. Contohnya lorong bawah tanah pusat perbelanjaan di pinggir kota, yang tak sengaja saya kunjungi tadi siang. Awalnya saya hanya iseng iseng datang ke pertokoan yang jarang di kunjungi ini, karna letaknya di tengah tengah pasar kumuh, namun menjamin harga yang miring.

Sebelum saya masuk ke pusat perbelanjaan tersebut, beberapa anak tangga menjorok ke bawah mebuat saya penasaran,dan akhirnya saya menuruni perlahan anak anak tangga itu, sebuah ruangan yang luas dengan berjajar rapih meja meja kayu tua, saya fikir ini pasar, beberapa orang tergeletak meniduri masing masing meja kayu reot tersebut tertidur, dengakuran mereka hamper serempak mericuhkan ruangan, beberapa anak kumuh, dengan rambut merah tak terurus berlarian mengisi harinya dengan bermain, beberapa orang memperhatikan saya dengan tatapan yang tak bisa di mengerti. Dan sisanya tak memikirkan kehadiran saya di tenah tengah mereka.

Ada beberapa dari mereka yang mengobrol ringan, dengan bahasan yang sama sekali tidak terpelajar, bahasa yang kasar, bahkan jika saya lawan bicaranya akan saya omeli orang itu sampai dia merubah tata bahsanya. Bahkan mereka tidak menggubris anak anaknya berbicara mengikiti tata bahasa mereka yang jelas jelas sudah sangat salah dan KASAR. Bahkan saya tidak mengerti bahasan pembicaraan mereka, tertawa tawa keras tampa ada hal yang perlu di tertawakan baru sesaat saja mereka mengobrol mreka sudah tertawa lagi dengan lantangnya hingga mengganggu orang orang sekitar yang sedang terlelap dalam tidurnya yang tak nyaman. Karna tidurnya terganggu lagi lagi mereka menggubrisnya dengan kata kata kasar bahkan sangat kasar jika di lihat dari nada suaranya yang naik beberapa oktaf.

Satu kehidupan baru lagi yang ku temukan, memang bukan sisi baik yang terapat di kota, namun saya jadi megerti kota ini masih perlu di benahi, awalnya ku fikir kota ini begitu indah, menikmatinya dengan segala ke glamouran dan kemewahan yang ada, dengan lampu kerlap kerlip, pasar malam, taman kota, mobil, taksi, angutan kota, sepeda motor, tv,mall, karoke, bioskop, restaurant, hotel, jalan raya dan kehidupan. Ku fikir hal hal semacm itu sudah tak tampak lagi di kota besar, tapi ternyata mereka masih menunjukan eksistensinya, mereka seolah mengatakan, aku ada dan perlu banyak penbe;lajaran.
Lorong kota yang sempit, pengap berbau tak sedap, padat, tampa penerangan, dan kumuh. Mereka benar benar ada. Orang orang bawah.

jalan kota

Catatan jalan kota

Rabu, 23 maret 2004
Hasil tes darah itu benar benar mengatakan bahwa aku positif terkena VHB. Sungguh, aku tak percaya. Dari mana virus ini ? kenapa aku tak pernah merasakan apapun. Rasa nyeri atau pusing tak pernah aku rasakan. Dan ternyata aku sakit, dan penyakit ku cukup parah, karena virus itu telah menyebar ke seluruh tubuhku sekitar 6 tahun lamanya.
Sungguh aku bertanya tanya, mengapa virus ini sama sekali tak ku sadari. Penyakit yang begitu parah. Gumpalan gumpalan virus itu kini ada dalam tubuhku.

Aku Anggi.
Umurku menginjak angka 15, selama 6 tahun aku mengidap HEPATITIS B. tak ada yang tau bahwa aku sakit. Hanya keluargaku dan satu orang teman. Bukannya aku tak mau memberi tau orang orang, tapi bagiku itu tak penting, dan lagi aku takut jika nantinya setelah mereka tau tentang penyakitku, mereka akan menjauh dariku, aku tak mau itu terjadi.
Kata dokter yang menanganiku, aku harus sangat berhati hati terhadap penyakit ini. Katanya vius ini bisa menyebar melalui udara dan keringat atau sentuhan sentuhan lain yang tidak disadari. Mungkin penyakit ini tak menimbulkan rasa sakit yang begitu parah. Tapi rasanya penyakit ini menimbulkan rasa kecewa dan ketakutan yang teramat. Aku takut jika aku akan mati nantinya.
4 buah pil dan 1 buah kapsul setiap hari ku lumatkan dalam perutku. Entah kenapa ? tapi setiap kali aku meminum obat obatan itu yang katanya akan menyembuhkan aku, aku selalu menangis. “ kenapa harus aku yang kau pilih tuhan !”
Dan aku pun sangat kecewa saat mengetahui virus ini permanen. Artinya, meskipun aku telah sembuh, virus ini akan tetap berada di tubuhku, sampai kelak keturunanku lahir mereka pun akan merasakan hal yang sama seperti aku sekarang ini. “ ah… kenapa tuhan mengutuk ku seperti ini “
Kamis, 7 januari 2008
Aku tak berhasil mencegah penyakit ini. VHB telah berkembang memakan seluruh tubuhku. Kata dokter, jika anti body tak dapat di tingkatkan kemungkinan HEPATITIS C akan sangat besar. Dan ternyata setelah beberapa hari kemudian aku benar benar positif VHC. Mulai ku rasakan sakit pada bagian perut, sangat sakit. Aku tampak seperti mayat hidup saat merasakan sakit. Ingin ku akhiri hidupku.

Sabtu, 28 januari 2008
Ku tumpahkan seluruh keluh kesahku, tentang semua penyakit ini. Seorang teman yang selalu mengisi hariku saat aku dilanda kecemasan dan hampir putus asa. Saat aku jatuh dia bangkitkan aku kembali dari rasa keterpurukan, tidak sama sekali ku lihat di wajahnya rasa takut akan tertular. Dia bilang, “ jika kamu sembuh aku senang”. Padahal dia lebih muda dari ku, tapi dia memang seorang teman yang selalu ada untuk aku. Dan dia ingin aku tetap hidup.

Rabu, 31 maret 2008
Aku merasa lebih sehat sekarang. Rasa mual dan sakit di perut ku lamalama mulai menghilang, semua berkat dira, begitu aku menyebut kawanku itu. Terimakasih !!

Minggu, 10 september 2008
Ini muncul lagi. Rasa sakit ini semakin menjadi. Semua kotoran ku berubah menjadi merah darah. Sangt sakit. Hampir 2 hari aku tak makan karena selalu muntah dan mual. Akhirnya bunda mengantarku ke LAB untuk cek darah. Hasil LAB menyatakan aku positif KANGKER HATI. Tuhan .. cobaan apa lagi ini ? apa aku akan mati ?
Kata dokter, pertumbuhan virus pada tubuhku sangat pesat mencapai 1000/ menit. Biasanya VHC akan menjadi kangker hati primer jika pengidap telah mengidap VHC selam 20 – 30 tahun.

Januari 09’
Aku kembali meregang nyawaku di R.S Citra. Setiap hari darah ku di ambil untuk pengecekan darah. Aku lebih baik mati.

20 januari 2009
Aku terpaksa kabur dari rumah sakit, aku jenuh jika harus terus menerus berbaring di ranjang tak melakukan apapun. Aku fikir, percuma aku dirawat, ujung ujung nya aku pun akan mati. Sekarang aku tak takut akan kematian. Benar yang diucapkan dira, kematian itu awal dari sebuah kehidupan.” Kelak jika benar aku akan mati, aku akan tersenyum.” Begitu kata dira. Aku pun sama.

“KA ANGGI !!!”
Sore itu aku berjalan di jalan kota, niatku untuk menjenguk ka anggi yang di rawat sejak beberapa minggu lalu di R.S Citra karena kangker hati. Kasian, dia selalu menangis karena penyakirnya tak kunjung sembuh.
Sebuah keramaian di tengah jalan kota membuat aku agak penasaran.
“ ada apa ya pak ?” aku bertanya di sebuah warung di dekat sana
“ itu neng ada yang ketabrak !”
Aku menghampiri kerumunan orang banyak, sulit untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi karena semua orang berdesak desakan ingin melihat sama seperti aku. Dari jauh mobil amnulance sudah terdengar suaranya, perlahan kerumunan itu mulai terbuka dan aku dapat melihat jelas sang korban.
“ KAK ANGGI !!”
Kaget sekali saat aku melihat korban itu ternyata kak anggi, bukan kah kak anggi seharusnya sedang terbaring di rumah sakit sekarang. Aku terdiam sejenak melihat kak anggi yang terkapar berlumuran darah sambil memegang buku harian. Buku harian itu memang selalu dibawanya kemana mana.
“ya ampun kak “ aku menghampirinya yang terbaring kaku.
“ permisi de!!” seorang petugas medis meyuruh aku agar tidak mendekati korban.
“ dia kakak saya pak “
“ kalau begitu mari ikut kami”
Aku ikut masuk ke mobil ambulance dan kami kembali ke R.S Citra.
Di sana ku temui bunda kak anggi, dan menceritakan kejadian yang baru saja terjadi. Bunda tak kuat menahan tangis sampai jatuh kelantai.
“ kenapa bisa begini “ suara lirih bunda membuat hatiku semakin terseret. Bagai mana tidak, kak anggi sudah ku anggap sebagai kakak ku sendiri, kami selalu berbagi kesenangan dan kesedihan.
“ dira !!!”
“ sabar ya bun.. tuhan pasti bantu kita “
“ harusnya bunda gak ninggalin dia buat beli roti. Waktu bunda kembali dia gak ada. Dia kabur”
“ bunda tenang ya “ bunda terus menyalahkandirinya, aku tak tau harus bagaimana, sampai mama datang bunda baru bisa tenang.

…………………………………………………………………………………………………

“ gimana dok ?”
“ maaf bu kami telah berusaha, ini sangat parah ditambah lagi dengan kondisi anggi yang tidak sehat.”
“ jadi ?”
“ kami gagal “
Bunda langsung menangis, sangat ku mengerti perasaan bunda, tapi aku tak dapat berbuat apapun. Ku tahan airmataku, entah kenapa? Tapi aku hanya tak ingin menagisi kepergian kak anggi. Karna aku yakin dia akan bahagia.
Aku hanya terdiam.membisu ditengah keharuan yang dalam. Hatiku sangat terseret saat bunda meronta ronta seperti bayi yang menginginkan botol susunya. Mama hanya mengelus elus pundak bunda berusaha menenangkan bunda. Wajar bagiku jika bunda terus menangis sampai meronta rota seperti itu, bunda telah di tinggalkan dua orang yang sangat di cintainya. Yang pertama suaminya meninggalakan nya tanpa sebab, meskipun begitu bunda masih sangat menyayangi suaminya itu. Dan sekarang bunda harus kehilangan kak anggi putri satu satunya yang sangat ia cintai. Padahal, kata nya bunda hanya tinggal sendiri di bandung, keluarganya semua berada di bali, karna kebetulan bunda memang orang bali.

Tak membuang waktu jenazah kak anggi langsung di kuburkan setelah dimandikan dan disolatkan. Tangis bunda semakin menjadi jadi saat jenazah kak anggi di masukan keliang lahat. Kali ini bunda sampai pingsan. Ingin sekali ku katakana pada bunda “ kak anggi pasti bahagia bun “ tapi aku gak bisa mengatakan itu, entah kenapa aku merasa tak enak pada bunda. Tak lama bunda langsung sadar.
Setelah pulang dari pemakaman, aku menyerahkan buku harian kak anggi pada bunda.
“ ini buku harian kak anggi bun, maaf sebelumnya ku baca “
“ untuk kamu saja “
“ enggak bun, bunda lebih butuh buku ini daripada aku. Bunda harus tau kak anggi mungkin lebih bahagia sekarang, kak anggi gak mau terus nyusahin bunda “
Bunda terdiam. Entah apa yang di renungkan nya.
“ bunda masih punya dira “
“ makasih dira. “
“ sama sama bun”

Kak anggi meninggal bukan karna VHB tapi karna kecelakaan. Semua orang tau itu. Tapi aku penasaran kenapa kak anggi bisa semenderita itu saat terserang VHB. Aku membuka internet untuk mengusir rasa penasaranku.

21% masyarakat INDONESIA terserang VHB , VHB tergolong virus yang ganas dan cepat penyebarannya. Seorang carier aktif akan cepat menularkan virus tersebut, baik dari sentuhan tangan, udara atau lainnya. Jika tidak memiliki antibody yang kuat, seseorang akan dengan mudah tertular VHB. Seseorang akan menjadi VHB akut jika :
- Bawaan ibu
- Tidak diberi vaksinasi
- Dan terlmbat mengetahui virus tersebut.
Biasanya anak pada usia 5-10 tahunyang menidap virus ini akan menjadi carier aktif, jika tidak diketahui dan tidak cepat diberi vaksinasi.
VHB akut akan menyebarkan virus sampai 2 kali lebih cepat dari biasanya. Jika virus terus berkembang, anti body akan terus menipis, dan dapat menyebabkan VHC atau sampai ke siros hati dan kanker hati.
VHC tidak berbeda jauh dari VHB hanya saja VHC dapat menyebabkan kematian. 87% orang yang mengidap VHC meninggal.
Apa aku tertular ? aku jadi berfikir yang tidak tidak. Ku buang jauh jauh fikiran itu. Tapi aku terus terbayang bayang oleh rasa penasaranku, sampai akhirnya aku ke laboratorium untuk periksa darah.

“positif “
Hasil cek darah mengatakan jika aku positif terkena VHB, apa yang harus aku katakan pada mama jika aku terserang penyakit yang sama dengan kak anggi. Aku pulang ke rumah dengan rasa kecewa, perasaan ku tak tentu. Ingin ku buat beribu alasan agar mama tak tau jika aku positif VHB tapi aku tak bisa, bagaimanapun mama harus tau jika aku ingin sembuh.
“ gimana hasilnya dir ?”
“ positif mam “ aku tau mama sangat kecewa. Mama hanya mengelus dadanya.
“ ya sudah lah. Mama pun gak bisa bilang apa apa jika sudah begini “
Apa aku harus kasih tau bunda juga tentang hal ini ? aku rasa gak mungkin aku memberi tau bunda. Biar bunda tau sendiri tentang ini, aku fikir itu lebih baik. Aku takut jika aku memberi tau bunda, bunda akan mengira aku menyalahkan bunda atau kak anggi. Ah…. Aku sendiri pun bingung.
Sekarang ku rasakan apayang kak anggi rasakan. Awalnya aku tak merasa sakit apapun, tapi lama kelamaan aku merasakan sakit pada bagian perut. Mama membawaku ke dokter saat tau aku mulai sakit sakitan. Dokter memberiku obat yang tak asing lagi untuk ku, obat yang biasa ku lihat di kamar kak anggi, obat yang selalu membuatnya menagis, dan sekarang aku pun harus ikut melumatkan nya kedalam perutku.
Aku kecewa saat aku berfikir akulah orang yang harus merasakan penderitaan kak anggi. Tapi mau bagai mana lagi. Mungkin hanya aku lah orang yang sanggup. Sekarang aku pun hanya bisa mengelus dada.
……………………………………………………………………………………………………..

Seminggu lebih aku tidak masuk sekolah. Terpaksa aku absen karena aku tak kuat menahan sakit di perut. Banyak pertanyaan pertanyaan dari teman teman tertuju padaku.
“ dir sakit apa ?”
“ dir ko sakitnya lama ?”
Dan banyak lagi pertanyaan dari orang orang yang ingin tau ini itu, ku maklumi itu karna memang sifat manusia selalu ingin tau, baik yang sifatnya umum atau pun pribadi. Aku hanya menjawab ringan seperlunya saja. “ biasa lah. Batuk pilek “ terpaksa aku berbohong. Aku masih belum berani mengatakan “ ya.. aku sakit. Dan aku sakit parah “ yah… aku masih takut untuk membuka diriku. Apa yang akan mereka fikirkan jika tau aku terkena VHB.
Aku takut jika nantinya mereka akan tertular sama seperti aku.karna menurut artikel yang aku baca penyakit ini sangat cepat menular. Apalagi secara tak langsung aku sudah memiliki kenangan buruk dengan penyakit yang menimpa kak anggi ini.
Biasanya di kelas akuorang yang paling heboh. Tapi sekarang harus ku kurangi kehebohanku yang seringkali membuat orang tertawa. Padahal aku senang sekali melihat teman teman ku tertawa melihat tingkahku yang kadang kadang aneh juga buatku. Tapi sekarang aku sadar diri. Aku harus kurangi itu semua.
“ dir . elu di panggir bu anis tuh di bk “
“ ia ia . “ aku segera menghampiri bu anis di ruang bk. Entah kenapa, ruang bk serasa lebih besar dari biasanya.
“duduk dir “
“ ia bu. Ada apa ya ?”
“ mama kamu cerita tentang penyakit kamu. Katanya setelah kamu tau kamu terserang VHB kamu jadi lebih sering murung ya ? kenapa ?”
“ saya takut bu “
“ takut ? apa yang mesti kamu takutkan ? penyakit itu pasti bisa di sembuhkan dira”
“ bukan karna penyakitnya bu. Dira cuma takut akan kenyataan yang mengatakan dira sakit, dan sakitnya dira itu bukan cuma sekedar sakit perut biasa bu “
“ Kamu takut akan kenyataan ?”
“ sakit rasanya kalo mengingat aku ini sakit. Saya berusaha buat melupakan penyakit ini, tapi setipa kali saya minum obat, penyakit ini seakan akan menghantui saya. Seakan mereka berbisik dira kamu akan mati “
Aku jadi mengerti sekarang , mengapa kak anggi selalu menangis saat di meminum obatnya. Mungkin dia merasakan hal yang sama seperti aku. Mencoba untuk melupakan.
“ kamu pasti sembuh. Jika kamu takut kematian, semua orang akan mati, haya waktunya saja yang berbeda.”
“ dira memang takut kematian. Tapi dira lebih takut akan kenyataan bu “
“ buatlah dirimu tegar, jadikan kamu pengendali diri kamu, dengan itu kamu akan bisa mengendalikan emosi kamu, hal yang sedang kamu hadapi sekarang ini adalah kenyataan dira, dan buktinya kamu bisa melewati ini, begitupun dengan hal lain, kita hanya perlu menunggu. “
“ makasih bu, akan saya coba itu ‘
“ ya sudah. Kamu kembali ke kelas “
“ permisi bu “
Jujur, sebenarnya nasehat dari bu anis tak begitu membantu. Berkata itu tak semudah melakukan, hanya itu yang ada di benakku sekarang.
Siang ini aku berjalan di jalan kota. Ini memang sudah menjadi kebiasaan sehari hari, aku tak pernah naik kendaraan umun bus ataupun taxi. Karena kebetulan jarak antara rumahku dan sekolah memang tak begitu jauh, jadi aku lebih senang berjalan menyusuri jalan kota dan lagi aku pun sangat mengagumi arsitektur jalan kota yang bernuansa barat klasik.
“ baru pulang ya neng “ seorang bapa penjaga kios yang sudah tak asing lagi bagiku, bahkan aku pun sering berbasa basi dan ngobrol ringan bila sedang tak terburu buru. Meskipun sering bertemu dan nengobrol cukup akrab aku tak pernah tau asal usul bapak ini, bahkan namanya saja aku tak tau. Satu lagi kebiasaan buruk manusia, meskipun sudah mengenal akrab masih saja ada rasa gengsi untuk bertaya seputar hal kecil.
Aku tersenyum pada bapak itu
“ mari pak saya pulang dulu”
Bapak itu hanya membalas senyuman ku. Tumben sekali hari ini lebih panas dari biasanya. Aku jadi sedikit lebih lelah. Hah… lapisan ozon bumi ini memang tak setebal beberapa puluh tahun lalu. Dan kembali lagi pada sifat sifat manusia yang egois dan tak memikirkan masa depan anak cucunya. Akhirnya ku istirahatkan tubuhku sejenak di sebuah halte bus yang sudah lama tak terpakai, karena sekarang bus bus kota lebih senang berhenti di pinggir pinggir jalan membuat kemacetan dari pada di haltenya sendiri. Ku lambaikan tanganku kepada penjual minuman,
“ pak, air mineralnya satu “
“2000 neng “ ku keluarkan uang dari sakuku
“ makasih pak “ langsung saja aku meneguk air mineral itu, tak kupedulikan kebersihan dan kemurnian air mineral itu, yang penting aku bisa membasahi kerongkongan ku yang mulai mengering.
Ku telusuri kembali jalan kota, jalan ini mengingatkan aku kepada peristiwa kak anggi. Padahal trotoar jalan ini sangat besar, tapi kenapa kak anggi sampai bisa tertabrak ? ah.. entahlah, itu masih menjadi misteri bagiku.
Dua orang pemuda yang sedang terduduk di pinggiran trotoar sedang mengobrol asik, tak sengaja aku menguping pembicaraan mereka sambil lewat.
“ benar, di sini angker semenjak ada cw yang ketabrak di situ lo. Katanya kalo malem malem dia suka duduk di bawah tiang itu sambil bawa buku harin “
“ ih.. serem abis. Gw gak akan lewat sini dah kalo malem malem”
Yang mereka bicarakan itu apa kak anggi ? ciri cirinya mirip. Ah… tapi gak mungkin. Semua orang kan selalu berfikiran negative gak mungkin kak anggi sampai gentayangan gitu.
Sesampainya di rumah aku langsung bertanya pada mama
“ ma kalo setan gentayangan gimana ?”
“ gak mungkin lah dir “
“ kan kalau ma “
“ urusan nya belum selesai, menurut film yang mama tonton sih gitu “
“ hah ?”
“ emang ada apa kamu nanya gitu ?” akhirnya ku ceritakan hal yang baru saja ku dengar tadi pada mama
“ ah… masa sih , bohong kali “
“ tapi ma, kalo bunda denger berita ini gimana ? kan kasian juga “
Mama hanya terdiam, mama pun tak tau apa yang harus di perbuat olehnya.

………………………………………………………………………………………………………

Ku kunjungi bunda untuk sekedar menghiburnya. Rumah bunda berada di sebelah rumahku, jadi tak heran kalau keluarga kami sangat dekat
“ bunda “
“ eh dira “ kelihatan nya bunda sudah ceria lagi.
“ bunda apa kabar ?”
“ baik ko, kamu sendiri gimana ? lama lo kamu gak kerumah bunda “
“ baik bunda, ia maaf nih bun, soalnya belakangan ini dira lagi banyak tugas “
Aku terpksa berbohong pada bunda, padahal aku sedang sakit belakangan ini.
“ bunda lagi masak tuh, temenin bunda makan ya “
“ sip sip .. urusan makan mah ok bun “ bunda tertawa melihat tingkahku, syukurlah bunda sudah kembali menjadi bunda yang hebat.
Bunda emang jago masak, padahal hanya sop biasa, tapi wanginya seperti sop yang ada di restoran bintang lima, tak sabar aku segera mencicipi sop buatan bunda, belum setengahnya tiba tiba aku langsung mual mual dan langsung berlari ke kamar mandi.
Bunda terkaget kaget melihat muntahan ku berwarma merah darah.bunda yang panic langsung membawakan air putih dan menelepon mama. Aku langsung teringat waktu kak anggi muntah darah juga, kak anggi bilang hidupnya gak akan lama lagi, virusnya telah menyebar ke seluruh tubuh. Berarti aku pun sama.
Mama menceritakan semua pada bunda, aku ingin mencegah mama, tapi percuma lama kelamaan juga bunda pasti akan tau tentang ini.
“ sudah lama dir ?” bunda berkaca kaca
“ kata dokter sejak 2 bulan yang lalu “
“ harusnya kamu gak deket deket anggi “
“ teh maafkan saya ya “ bunda tertunduk di lutut mama dan mama mengangkatnya
“ ga usah di fikirkan mba, biar ini jadi urusan saya sama dira “
“ enggak teh ini juga tanggung jawab saya “
“ dira ga papa ko bun, ini bukan salah siapa siapa “
Keharuan terjadi lagi, kali ini akupun ikut menangis.

…………………………………………………………………………………………………

Kini terasa olehku ratusan obat yang terus masuk ke dalam tubuhku hanya untuk meningkatkan anti body, bukan untuk menyembuhkan ku. Cek darah check up rutin, selalu seperti itu setiap bulannya. Aku jadi merasa semakin lemas, tapi seperti orang sehat. Sakit di perut masih sesekali datang menjenguk ku.

Minggu pagi aku pergi ke pasar jalan kota. Biasanya jika hari minggu pasar jalan kota sering kali banting harga. Aku ingin membelikan mama dan bunda cemilan kecil.
“ selamat pagi neng, tumben hari minggu lewat sini, mau kemana ?”
“ mau ke pasar pak, sekalian jalan jalan. Pak boleh saya Tanya ?”
“ ia, tentang apa neng, sepertinya serius?”
“ tentang hantu gentayangan itu “
“ oh.. itu memang ada neng, tapi eneng gak perlu kuatir dia mah baik, sering kali dia menangis sendirian. Kasihan sepertinya beban hidupnya berat “
“ bapak bisa melihat ?”
“ kebetulan aki bapa itu kiai, katanya ini turunan”
“ loh pak kok bisa ya, padahal kan mereka udah meninggal “
“ bapak juga kurang mengerti, tapi katanya jalan mereka itu gak akan di buka jika ada sebuah urusan penting yang belum terselesaikan. Dan pastinya tuhan pun gak akan mengambil nyawa seseorang jika urusan nya belum selesai “
“ kalo gitu berarti bunuh diri pak ?”
“ wah.. bapak juga kurang tau, itu sih hanya setau bapak ya seperti itu.”
Apa kak anggi bosan hidup ? atau dia terlalu siap untuk mati ? sampai harus meng akhiri hidupnya seperti itu.
“ kenapa neng ?”
“ ah, enggak pak. Saya permisi dulu pak “
“ ia “
Ku sebrangi jalan kota yang luas, nyaris sebuah mobil menabrak ku. Aku kaget bukan main, sampai tak bisa bergerak sedikitpun. Ingin aku berdiri tapi aku tak bisa ada apa ini ? seakan ada yang menahanku untuk tetrus terduduk, tampa sadar aku telah membuat jalanan jadi macet, tak ku dengar komenter komentar orang sampai akhirnya orang yang mau menabrak ku itu turun.
“ maaf kamu gak papa ?” aku hanya menggeleng kepala dan terbangun perlahan.
“ sekali lagi saya minta maaf banget ya “
“ ia ia “ dada ku berdegup kencang saking shock nya, lalu aku meneruskan tujuan ku untuk membeli cemilan di pasar kota.
Senang sekali aku berjalan jalan di pasar kota, pasar ini bukan pasar becek seperti pasar pasar lain. Semua pedagang berjejer dengan rapih dikelompokan sesuai dengan barang jualan nya, jadi para konsumen tak perlu susah susah jika ingin membeli ini itu. Seharusnya semua pasar di kota ini di tertibkan seperti pasar ini.
Setelah mendapatkan apa yang aku cari aku langsung kembali ke rumah. Sebungkus keripik kentang kesukaan mama dan rujak bebek kesukaan bunda sudah ku kantongi.
Ada mobil terparkir di depan rumah bunda. Sepertinya ada tamu. Siapa ya ? aku menyempatkan diri ke rumah bunda hanya sekedar memberikan rujak untuk bunda.
“ bun “
“ dira ayo masuk nih kenalkan ini dika sepupu anggi dari bali “
“ hei kamu ?”
“ kamu ?” kami berdua saling berpandangan, jelas saja aku pernah melihat orang ini orang inikan yang hampir menabrak aku tadi.
“kalian kenal ?” dika menceritakan kejadian tadi pada bunda
“ ah… makanya kamu hati hati dik, “
“ ia maaf bun, skali lagi maaf ya dir “
“ ia ia ga papa, o ia bun, tadi aku beli rujak buat bunda “
“ ah… makasih …”
“ eh ia bun, boleh aku pinjem buku harian kak anggi ?”
“ boleh, di kamar ambil aja “
Setelah mengambil buku harian kak anggi aku langsung pulang, aku jadi penasaran tentang masalah yang belum terselesaikan, kira kira apa ya ? sesampainya di rumah aku membaca buku harian nya

20 januari 09’
Tubuhku tercabik cabik dilindas besi berpuluh puluh ton, kesengajaan ku menjadi ketidak sengajaan, aku memang ingin mati tapi bukan dengan cara ini, dia menghampiriku dekat dan berteriak namaku. Aku tau dia berusaha mengendalikan dirinyatapi tak kuasa, kini aku tak berdaya, raga ku terbaring lemas tak bernyawa. Dan aku tak bisa meinggalkan nya.

Tanggal 20 itu kejadian hari itu, kenapa kak anggi masih bisa menulis buku hariannya? Dan catatan nya masih tertulis setelah ini . apa kejadian ini benar ?

21 januari 09’
Aku takut. Sungguh aku takut menjalani ini, aku pun tak mau meninggalkan orang orang yang sangat aku sayangi. Kenapa aku tak bisa tenang ?

22 januari 09’
Mereka merasakan kehadiran ku. Seorang bapak menepuk pundaku dan berkata “ pulang lah “

23 januari 09’
Aku takut menghadap tuhan gara gara aku dia menjadi sama seperti aku.apa itu dosa besar ?
Yatuhan. Ini nyata, dia siapa yang ka anggi maksud ? apakah itu aku ?. ini benar benar membuat ku merasa sangat bersalah. Jika benar dia itu aku. Karna aku lah kak anggi tidak tenang, urusan yang belum terselesaikan itu aku. Memang tubuhku ini senakin habis oleh virus, tapi, jika ini memang takdirku aku ikhlas.

24 januari 09’
Aku ingin dia sembuh,aku tak ingin dia seperti aku.dia orang yang bersemangat dan penuh tawa, apa jadinya nanti jika dia seperti aku?aku akan tenang jika dia sembuh.

APA ?!! kak anggi akan tenang jika aku sembuh? Aku sendiri pun tak tau kapan aku akan sembuh. Bagai mana ini apa yang harus uku perbuat? Aku ingin sekali bicara pada kak anggi.

25 januari 09’
Lagi lagi bapak itu menepuk ku dan berkata “ pulanglah “ aku hanya tersenyum melihatnya, aku tau hampir setiap haridia memperhatikan aku, hanya dia yang tak risih dengan keberadaanku.

26 januari 09’
Angin malam kini tak lagi menusuk tulang punggungku. Ku lihat bunda dalam keadaan baik baik saja. Aku sangat senang dia tak begitu memikirkan aku lagi. Tidurnya sangat nyenyak sekarang, ingin ku kecup keningnya tapi aku tak bisa.

27 januari 09’
Bapak itu selalu menyuruhku pulang, dan kini dia bertanya “ apa ada urusan yang belum selesai ? seorang gadis mencarimu “. Dia mencari aku, apakah dia akan marah padaku ? bagaimana ini ?

Bapak itu. Aku tau dia bertemu kak anggi. Tak ada lagi catatan, setiap hari kak anggi menulis apa yang dia rasakan, berarti malam ini kak anggi akan menuliskan nya kembali.
Diam diam kuputuskan untuk mememui kak anggi melalui bapak penjaga kios itu. Malam pukul sepuluh tepat aku pergi tanpa sepengetahuan siapapun,ku telusuri jalan kota, memang pada malam hari suasana di sini agak menyeramkan, sepi. Tak ada satupun mobil atau orang orang yang berjalan kaki seperti pada siang hari. Kebetulan kios bapak masih buka, ku temui bapak dan ku sampaikan maksudku.
“ dia selalu terduduk di situ neng, selalu seperti itu. “
Jantungku mulai berdetak kencang saat bapak menunjukan keberadaan kak anggi, tabu bagi ku untuk megatakan bahwa ini nyata, karna ini memang sangat tidak mungkin, menghampiri orang yang sudah meninggal dan aku bicara pada orang yang telah menjadi arwah ini.
“ jika ingin bicara bicara lah” bapak itu menyuruhku untuk berbicara menerangkan maksudku.
“ keadaan bunda baik baik saja, akupun sama, kak anggi gak perlu cemas, jika kak anggi terus begini aku yang akan cemas kak”
“ aku gak mau buat kamu sakit “
Terdengar suara parau berbisik di telingaku, tapi tak tampak sosok siapa pun, aku semakin tak karuan, jantungku berdegup sangat kencang, merinding semua badanku, tapi aku mencoba melawan itu semua karna aku tau ini adalah kak anggi. Sejenak aku terdiam menenangkan diriku agar suaraku tak terdengar gemetaran.
“ aku gak sakit, malah aku merasa bersalah, karna ka anggi gak tenang karna aku. Tolong kak, jangan buat aku merasa bersalah”
“ kamu sakit !”
Lagi lagi suaranya membuat aku merinding, aku tak percaya aku bicara pada orang yang sudah meninggal.
“ itu gak penting, aku pernah bilangkan , jika memang aku akan mati, aku akan mati dengan tersenyum, gak perduli aku mati karna apa “
Tak ada lagi jawaban, perasaan ku semakin tak tenang, bapak penjaga kios menepuk pundaku
“ pulang lah “ aku terduduk sebentar dan menuruti kata kata bapak .
Ku buka kembali buku harian kak anggi, ajaib. Semua catatan nya hilang, haya ada satu catatan pada lembar pertama.

28 januari 09’
Dia menemui aku, aku tau dia marah dan kecewa, dia tak bisa menyembunyikan itu dari aku, dia hanya tak mau membuat aku tertekan dan menambah ketidak tenanganku. Tapi dia berkata, dia baik baik saja, dan semua orang yang aku sayangi dalam keadaan baik baik saja. Dengan itu aku tau, tak ada satu orang pun yang membenci aku. Termasuk dira.
Trimakasih untuk mereka yang telah menemani aku dalam sisa hidupku, terimakasih untuk kamu yang selalu menyemangati aku dira, aku sangat minta maaf. Sekarang aku benar benar kembai dengan senyuman.

Memang berbelit, tapi aku mengerti kak anggi sudah tenang.

………………………………………………………………………………………………...



Satu tahun sudah aku menjalani hidupku dengan virus yang ku bawa dalam tubuhku ini. Dokterpun sekarang mulai kewalahan menangani virus yang berkembang lebih cepat dari biasanya. Jika dulu sebulan sekali aku cek darah, kalu sekarang hampir seminggu skali. Ah.. aku sudah tak mau berusaha lagi, lelah memang. Tapi aku pun ingin sembuh.
Dari pada mama, bunda lebih mengkuatirkan aku, aku mengerti, mungkin bunda masih menyimpan perasaan bersalahnya itu padaku. Aku pun senang jika bunda terus memperhatikan aku, meskipun sekarang ada dika yang selalu menemani bunda, tapi tetap saja perhatian extra nya tertuju hanya untuk aku.
Aku memang berhasil mengelabui seisi sekolah tentang penyakitku ini, tapi satu orang temanku mengetahui tentang penyakit ini, bio namanya. Aku sangat terkejut saat di membuka kedok ku secara blak blakan. Ku fikir dia tau dari mana?. Saat itu aku takut setengah mati jika boi membongkar tentang semua ini, sudah ku bayangkan mereka akan menjauhi aku. Tapi ternyata tidak , bio pun mengerti posisi ku yang sedang terkena virus yang sangat ganas ini. Dia bilang dia pernah merasakan nya saat dia smp dulu, dan buktinya dia bisa sembuh.perkataan bio membuat aku semangat lagi, awalnya aku gak yakin aku bisa sembuh, tapi karna bio sekarang aku yakin aku akan sembuh. Perkataan bio seakan menjadi motivasi baru untuk aku.
Karna bio aku jadi sangat yakin, aku jadi sering mengikuti saran nya untuk selalu minum obat dan makan buah buahan dan lagi minum air putih yang banyak.
Saat aku check up hasil LAB dokter mengatakan anti body ku naik 70% katanya ini sangat drastis. Jika aku terus mengikuti saran bio aku yakin aku akan sembuh.
Sesampainya di rumah langsung ku trlfon bio untuk memberi tau kabar bahagia ini
“ halo bi “
“ia kenapa dir ?”
“ aku masa pemulihan bio!! Kata dokter sebentar lagi aku sembuh “
“ wah … congratulation dir.. hebat hebat “
“ makasih ya.. ini uga berkat kamu yang selalu bantu aku “
“ ia ia sama sama “
Aku terlibat dalam perbincangan kecil tapi heboh di telfon , sampai akhirnya aku menutup telfonku duluan.

Beberapa bulan aku menjalani pemulihan, dan hari ini adalah hari penentuan ku apakah aku akan sembuh atau aku masih harus berjuang lagi. Sayang mama dan bunda tak bisa mengantarku hari ini, katanya ada urusan penting entah apa. Jadi terpaksa aku berangkat sendiri.
Tak sabar aku menunggu hasil diagnosa dokter. Setelah menunggu cukup ama dokter tersenyumpadaku
“ selamat dira, virusnya negativ “
“makasih dokter “ saking senangnya aku sampai jingkrak jingkrakan. Dokter hanya tertawa melihat ku.
Tanpa buang waktu aku langsung pulang, tak sabar aku ingin meunjukan hasil ini pada mama dan bunda, mereka pasti sangat senang. Dan seperti biasa jalan kota kembali ku telusuri dengan hati sumringah. Jalan yang selalu mengiringi hidupku. Jalan yang besar tapi penuh tragedi. Sama seperti hidupku ini. Jalan yang selalu mengiringi langkahku ini sekarang seakan berkata “ selamat menjalani hidup baru dira “ suara mobil dan motor seakan menjadi sorakan kebahagiaan untuk ku. Bapak penjaga kios tersenyum padaku seakan memberi ucapan selamat padaku. Panas matahari yang menyengat karna lapisin ozon kian menipis kini tak aku hiraukan lagi. Debu yang menerpa wajah aku acuhkan, rasa lelah tak aku pedulikan. Hari ini aku sangat senag sekali. Akan ada masa depan cerah yang akan menantiku di depan sana.
TINNNN………….TIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNN……….!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Suara kelakson mobil yang sangat kencang tepat di belakang ku seakan memecahkan gendang telingaku, aku tak sadarkan diri. kertas hasil diagnosa yang menyatakan aku sembuh berhamburan ketengah jalan kota bersama dengan terjatuhnya aku, kertas itu tak akan pernah bisa aku tunjukan pada mama da bunda, karna kertas itu sudah tidak bisa di baca lagi, tintanya luntur oleh darah segar yang baru keluar dari tubuhku, darah yang bersih dari virus virus, aku terbujur kaku di tengah jalan kota, aku tak mengerti kenapa tubuhku terseret ke tengah jalan. Mungkin aku berhayal terlalu lama sampai sampai tak sadar. Apa aku akan mati ? ya, mungkin inilah yang ku katakan mati sambil tersenyum, tak perduli aku mati karna apa. Maaf mama, bunda, aku tak bisa menyampaikan kabar bahagia ini.
Tuhan mengambil nyawa seseorang jika urusan nya telah selesai. Ya, memang benar urusan ku telah selesai sekarang.

Sabtu, 08 Mei 2010

ahirnya posting lagiiii

maf semua.. gue lama gak posting. gilaaa taun ini taun ter males buat gue melakukan sesuatu. males rasanya memulai sesuatu yang baru, apa lagi membenahi yang lama.. apa lagi minggu ini minggu termalas dari puncaknya kemalasan gue pokok nya malesnya gak ketolongan deh.
alhasil si mamah tiap hari ngomeeelll mulu lait anak gadisnya yang ogah ogahan bangun dari kasur tadi pagi, padahal masih jam 6, sial...

ada ceritanya nih kenapa gue bisa semangat laggi posting. mmm baru aja tadi gue gak sengaja baca blognya ratu lubis, bukan... dia bukan temen gue !! yang ternyata si ratu lubis ini adalah ratu mamamia hahahaaa... gue juga baru ngeuh tadi waktu baca posting pertamanya yang bilang kalo dia ratu mama mia.. hahahahaaaa.. sebenernya cuma alasan konyol sih, tapi menggugah hasrat posting gue muncul

dan sekarang gue mau cerita, karna udah lama banget gak posting blog acak adut ini.
berawal dari gue jatoh untuk ke 5 kalinya gara gara rok SMA sial, err.. tolong ya buat SMA NEGERI 13, rok sama bajunya jangan panjang panjang, gue sampe jatoh 5 kali waktu turun dari angkot ! untung gak ngejumpalit ke aspal.
ahhhh .... mamah gue pulaaaaannngggg .
cukup dulu deh postingnya

seeyou next posting :))