Sabtu, 15 Mei 2010

kahuripan lorong kota

Awalnya aku tak sengaja mampir ke sebuah pertokoan pinggir kota, kota besar yang selama 15 tahun ini membuka mataku lebar lebar. Mengenalkan aku pada sebuah kenyataan hidup, benar, hidup ini tak semanis apa yang kita bayangkan, banyak sisi hitam dan tidak menyenangkan di dalamnya. Contohnya lorong bawah tanah pusat perbelanjaan di pinggir kota, yang tak sengaja saya kunjungi tadi siang. Awalnya saya hanya iseng iseng datang ke pertokoan yang jarang di kunjungi ini, karna letaknya di tengah tengah pasar kumuh, namun menjamin harga yang miring.

Sebelum saya masuk ke pusat perbelanjaan tersebut, beberapa anak tangga menjorok ke bawah mebuat saya penasaran,dan akhirnya saya menuruni perlahan anak anak tangga itu, sebuah ruangan yang luas dengan berjajar rapih meja meja kayu tua, saya fikir ini pasar, beberapa orang tergeletak meniduri masing masing meja kayu reot tersebut tertidur, dengakuran mereka hamper serempak mericuhkan ruangan, beberapa anak kumuh, dengan rambut merah tak terurus berlarian mengisi harinya dengan bermain, beberapa orang memperhatikan saya dengan tatapan yang tak bisa di mengerti. Dan sisanya tak memikirkan kehadiran saya di tenah tengah mereka.

Ada beberapa dari mereka yang mengobrol ringan, dengan bahasan yang sama sekali tidak terpelajar, bahasa yang kasar, bahkan jika saya lawan bicaranya akan saya omeli orang itu sampai dia merubah tata bahsanya. Bahkan mereka tidak menggubris anak anaknya berbicara mengikiti tata bahasa mereka yang jelas jelas sudah sangat salah dan KASAR. Bahkan saya tidak mengerti bahasan pembicaraan mereka, tertawa tawa keras tampa ada hal yang perlu di tertawakan baru sesaat saja mereka mengobrol mreka sudah tertawa lagi dengan lantangnya hingga mengganggu orang orang sekitar yang sedang terlelap dalam tidurnya yang tak nyaman. Karna tidurnya terganggu lagi lagi mereka menggubrisnya dengan kata kata kasar bahkan sangat kasar jika di lihat dari nada suaranya yang naik beberapa oktaf.

Satu kehidupan baru lagi yang ku temukan, memang bukan sisi baik yang terapat di kota, namun saya jadi megerti kota ini masih perlu di benahi, awalnya ku fikir kota ini begitu indah, menikmatinya dengan segala ke glamouran dan kemewahan yang ada, dengan lampu kerlap kerlip, pasar malam, taman kota, mobil, taksi, angutan kota, sepeda motor, tv,mall, karoke, bioskop, restaurant, hotel, jalan raya dan kehidupan. Ku fikir hal hal semacm itu sudah tak tampak lagi di kota besar, tapi ternyata mereka masih menunjukan eksistensinya, mereka seolah mengatakan, aku ada dan perlu banyak penbe;lajaran.
Lorong kota yang sempit, pengap berbau tak sedap, padat, tampa penerangan, dan kumuh. Mereka benar benar ada. Orang orang bawah.

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home